Semilir angin
menyusup pelan disela ranting cemara
Bergulat indah dalam
buaian halus tangan senja
Hamburan cahaya
jingga melambung tinggi ke wajah angkasa
Begitu memesona bak
permata indah yang berkilauan di lintasan khatulistiwa
Bumiku, bumi para
bangsawan
Penuh emas logam
dalam perutnya yang termuntahkan
Bumiku, bumi para
saudagar
Penuh kekayaan yang
terhampar luas di setiap pandangan
Tapi itu dulu
Saat semua masih begitu lugu
Saat mereka mengenal
akan congaknya kekuasaan
Mereka menjadi haus
kuasa
Direnggutnya semua
milik bumiku
Bumiku menangis,
menjerit dalam amarahnya
Ya Tuhanku,
Kini terbanting jauh
luhur para pendahulu
Terpaku bumiku dalam
pasung baja kenistaan
Ia meronta dendam ya
Tuhanku
Ia laknat semua hamba
culas-Mu
Bumiku yang malang,
sabarlah sayang
Rasa sakitmu, akan
Dia balas dengan penderitaan yang tak terhentikan
Comments
Post a Comment